Cerah pagi dengan
matahari. Teriak kokok ayam menyambut cahaya.
“Selamat pagi
anak-anak” sapa ibu Hasni dengan senyum kepada murid-muridnya.
“Pagi Bu!” jawab murid
kelas dengan serentak.
“Pagi yang cerah
bukan?” lanjut ibu Hasni memberikan semangat kepada muridnya sebelum memulai
pelajaran.
“Iya Bu!”
Namanya Ibu Hasni. Guru
Bahasa Indonesia kelas 2 SD 32 Sela, Kec. Bungoro, Kab. Pangkep. Badan Super
Gemuk membuatnya dijuluki Big Mama
oleh teman-teman dan murid-muridnya.. Yah, dia memang gemuk, bahkan sangat
gemuk. Namun, keterampilan mengajarnya tak tertandingi. Cara mengajarnya yang
amat komunikatif membuatnya disukai para murid.
“Ibu absen dulu yah”
kata ibu Hasni sambil mengambil absensi kelas.
“Ehm… Rudi?”
“Hadir Bu”
“Arman?”
“Hadir Bu”
“Ani?”
“Hadir Bu”
“Anto?”
“Belum datang bu!”
jawab murid serentak.
“Ada yang tahu nggak
kemana Anto ini?” tanya ibu Hasni mencari tahu keberadaan Anto.
“Pasti telat lagi bu”
jawaab seorang murid.
Tiba-tiba datang
seorang anak dengan nafas terengah-engah. Tubuhnya penuh keringat. Bajunya
basah dan penampilannya tak rapi. Mukanya kusam dan sangat kotor. Namanya Anto,
murid terbengal SD 32 Sela.
“Maaf bu, telat” kata
Anto dengan nafas terengah-engah.
“Masuk” jawab ibu Hasni
dengan nada sedikit jengkel.
Anto pun duduk di kursi
paling belakng pojok dan mengganggu teman-temannya.
***
“Nah anak-anak hari ini
kita akan belajar tentang cita-cita dan masa depan, siapa disini yang punya
cita-cita jadi Dokter?” tanya ibu merangsang keaktifan siswa.
“Saya bu” hampir semua
murid angkatat tangan, kecuali Anto yang hanya sibuk mengganggu temannya.
“Wah ternyata banyak
yah, kalau yang mau jadi polisi siapa ayo? Lanjut ibu kembali merangsang
siswanya.
“Saya bu” semua siswa
mengangkat tangan, kecuali Anto.
Lagi-lagi Anto tak
angkat tangan. Ibu Hasni sangat memperhatikan itu. Anto sangat tak
memperhatikan pelajarannya.
“Kalau yang mau jadi
direktur siapa ayo?” pancing Ibu Hasni lagi, berharap Anto angkat tangan kali
ini.
Tapi dasar Anto memang
anak bandel. Ia tak mau mengangkat tangannya sedikitpun. Ibu Hasni mulai
sedikit geram.
“Sejak kecil ibu
becita-cita menjadi Dokter, tapi saat ibu besar eh malah jadi Guru” jelas ibu
Hasni menceritakan sedikit masa lalunya.
“Nah, ibu mau tanya
salah satu dari kalian” kata ibu Hasni.
Anto masih saja
bermain-main dengan teman sebangkunya.
“Ah, kamu Anto”
“Iya, apa Bu?” sahut
Anto keheranan.
“Kalau kamu nanti sudah
besar seperti Ibu, kamu mau jadi apa nak?” tanya ibu Hasni meguji Anto.
Anto hanya terdiam
sejenak. Ia tak tahu apa-apa. Matanya melototi tubuh gendut Ibu Hasni.
“Anto? Gimana nak, kalau
sudah besar seperti ibu nanti kamu mau jadi apa?” ucap ibu Hasni mengulang
kembali pertanyaannya kepada Anto.
“Eh,..eh..” Anto
sedikit gugup.
“Ayo Anto jawab saja,
tidak apa-apa kok nak” Ibu hasni member semangat.
“Kalau sudah besar
nantinya seperti ibu, kamu mau jadi apa nak?” Ibu Hasni mengulang pertanyaannya
lagi.
***
Tiba-tiba Anto
menjawab,
“Ehm … Anu bu” Anto
gugup.
“Ayo nak, ungkapkan
saja” Ibu Hasni beri semangat.
“Ehm, Kalau nanti Anton
anti besar seperti Ibu. Anto ingin jadi …” Anto memutus lagi jawabannya.
Semua menunggu jawaban
Anto, termasuk Ibu Hasni. Semua penasaran seperti sedang menunggu undian.
Penasaran apa hasilnya.
“Jika nanti Anto besar
seperti Ibu. Anto ingin jadi Kurus. Anto ingin langsing. Anto tak mau Gendut
seperti Ibu” jawab Anto polos.
(Terinspirasi
dari sebuah cerita Komedi)