Lampu jalan kian redup seakan mengumbar tanya padanya “mana pasanganmu?”. Namun dia hanya terdiam meratapi keadaannya. Mengambil sebuah batu kemudian melemparnya ke danau. Begitu terus yang dilakukannya berulang-ulang.
Namanya Viona, seorang gadis kecil berparas cantik yang baru saja mengakhiri kisah asmaranya dengan sang kekasih tengah duduk di tepi danau. Rambut panjangnya terurai diterbang angin sepoi. Air matanya berlinang. Hatinya sakit yang teramat. Ia kembali mengambil sebuah batu dan melemparnya ke danau dan berteriak “Mengapa ini semua harus terjadi padaku Tuhan?”.
Air matanya terus saja mengalir. Mulutnya terus menggerutu mengutuk keadaan. Tak banyak yang bisa ia lakukan. Hanya menunggu malam larut di tepi danau.
***
Masih teringat jelas di benak Viona. Kemarin disaat matahari telah senja, ia masih bercanda bersama kekasih tercintanya. Memandangi sunset berdua dan menikmati keindahannya di tepi danau.
Masih teringat jelas di benaknya. Saat-saat terakhir perpisahan mereka dua jam yang lalu di tempat itu. Di tepi danau.
“Sayang, sini deh!” panggil Viona memanggil Enal, kekasihnya.
“Apa sayang?” sahut enal dengan agak sedikit malas.
“Indah yah sunset hari ini” kata Viona sambil menunjuk kearah Matahari.
“Iyah sayang”
“Eh, sayang aku ingin katakan sesuatu” kata enal dengan wajah serius.
“Apa itu sayang?” tanya Viona keheranan
“Ehm,…..” Enal terasa berat mengatakannya.
“Apa itu sayang?” Viona semakin heran.
“Sepertinya mulai sekarang aku tak bisa lagi memanggilmu sayang” tukas Enal dengan muka masam.
“Maksud kamu?” tanya Viona tak mengerti.
“Yah, mungkin kita sudah tak cocok lagi” lanjut Enal.
“Apa maksud kamu sayang?” tanya Viona dengan nada sedih.
“Yah, bagaimana kalau kita akhiri saja kisah kita ini” tegas Enal dan berpaling meninggalkan Viona dengan keindahan sunset di tepi danau.
“Tapi kenapa sayang?” tanya Viona sambil mengejar Enal.
Enal berbalik kearah Viona dan berkata “Maafkan aku sayang”. Hanya itu jawaban yang diterima Viona. Enal telah jauh pergi. Ia menghilang seiring punahnya cahaya sunset. Sejuta pertanyaan terkumpul di benaknya.
***
Dalam kesendirian Viona masih keheranan. Ia tak percaya dengan apa yang sebenarnya terjadi. Perlahan air mata jatuh membasahi wajah cantiknya. Enal pergi tanpa alasan sedikitpun. Hanya kata maaf yang ia terima.
Tidak ada sedikitpun bayangannya untuk berpisah dengan Enal. Semua ini terlalu cepat. Bahkan Enal tak mengajarkannya sedikitpun bagaimana menjalani hidup tanpanya. Kisah cinta yang dirajut dengan indah selama dua tahun lamanya harus berakhir di tepi danau.
Jika dulu Viona melewati sunset di tepi danau bersama Enal, kekasihnya. Namun sekarang semua itu telah sirna.. Mungkin hari-hari esoknya tak akan ada lagi kemesraan mengiringisunset di tepi danau.
Dan ia kembali mengambil sebuah batu untuk dilemparkan ke danau sambil berurai air mata.